Digitalisasi dan Potensi Pariwisata Banten
Media Republikan, SEKTOR pariwisata sebagai salah satu sektor strategis pembangunan daerah, memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pembangunan perekonomian daerah serta nasional. Nilai kontribusi pariwisata memiliki dimensi yang luas, secara ekonomi sektor pariwisata memberikan kontribusi nyata dalam perolehan pendapatan asli daerah maupun pendapatan masyarakat yang tercipta dari usaha-usaha kepariwisataan yang dikembangkan. Karakter kepariwisataan mampu menciptakan beragam mata rantai usaha pariwisata yang dapat menciptakan lapangan kerja yang luas dan penyerapan tenaga kerja yang cukup tinggi.
Sebagai daerah yang memiliki eksotisme alammya, Provinsi Banten memiliki potensi pariwisata yang luar biasa banyak dan variatif, tersebar di 4 kabupaten dan 4 kota, tercatat hampir 344 jenis wisata alam, 231 jenis wisata buatan dan hamper 591 jenis wisata religi, sejarah budaya dan wisata ziarah. Oleh karena itu, rasional sekali jika Dinas Pariwisata berkeyakinan di masa depan akan semakin meningkat jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke berbagai objek wisata yang ada di Provinsi Banten.
Antusiasme wisatawan ke Banten bisa dilihat dari data kunjungan wisatawan nusantara dan wisatawan lokal yang berwisata ke objek wisata yang ada di wilayah Provinsi Banten sepanjang tahun 2018 tercatat sebanyak 17,98 juta. Menurut statistik wisatawan nusantara tahun 2018, Provinsi Banten menjadi daerah tujuan wisatawan nusantara dengan jumlah inbond sebesar 10.354.240, daya saing sebagai daerah tujuan wisata Provinsi Banten menempati urutan ke tujuh setelah Sumatera Utara. Hal ini menunjukan bahwa kepariwisataan Provinsi Banten merupakan sektor prospektif untuk ditingkatkan sebagai salah satu sektor unggulan di Provinsi Banten.
Milenial dan Potensi Pasar Pariwisata
Mencermati tren indsustri pariwisata di Indonesia saat ini, rasanya tidak bisa lepas dari generasi milenial sebagai konsumen pariwisata yang sangat potensial. Kementrian Pariwisata RI mencatat, sekitar 50 persen inbound traveler ke Indonesia adalah generasi milenial dan 70 persen wisatawan melakukan search and share via digital. Apalagi di tengah terjadinya bonus demografi di negeri ini, dimana penduduk berusia muda tumbuh dengan pesat merupakan pasar potensial yang sudah harus segera digarap. Artinya, wisatawan milenial akan terus tumbuh dan menjadi pasar utama.
Hasil studi Singapore Tourism Board (STB) pada tahun 2018 menyebutkan, wisatawan milenial memiliki karakter yang mencintai hal-hal dan pengalaman baru, otentik, dan personal. Mereka mudah terpengaruh pada ulasan-ulasan wisata yang tersebar di media sosial. Selain media sosial, forum-forum di internet dan situs review wisata juga menjadi rujukan bagi kaum milenial untuk berkunjung ke sebuah tempat wisata. Konsep wisata yang mengedepankan keintiman interaksi masyarakat desa dengan para wisatawan, serta keunikan desa menjadi daya tarik bagi wisatawan milenial.
Lalu bagaimana dunia pariwisata mendekati generasi ini? Platform digital tentu saja harus menjadi pintu masuk pengembangan wisata untu menjamah milenial di Indonesia. Apalagi, pada tahun 2018, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menyebutkan, sebanyak 171,17 juta pengguna internet Indonesia dikuasi oleh milenial. Selain menggunakan platform digital sebagai promosi, aspek lainnya yang harus dipenuhi yakni adventurer (petualangan), experience (pengalaman yang berbeda atau baru), dan memiliki spot yang instragramable untuk berswafoto.
Peran Milenial Promosikan Wisata
Sebagai pengguna media sosial yang sangat aktif dan gemar memposting destinasi wisata, kaum milenial pada akhirnya tidak hanya berperan sebagai penikmat wisata semata. Mereka terlibat dalam promosi pariwisata secara tidak langsung. Melihat karateristik milenial yang senang berbagi infromasi lewat postiangnnya, Kementerian Pariwisata menangkap peluang ini dengan melahirkan sebuah komunitas netizen zaman now yang tertarik dengan pariwisata, yakni GenPI (Generasi Pesona Indonesia) dan GenWI (Generasi Wonderful Indonesia). Keberadaan GenPI yang tersebar di semua daerah di Indonesia memiliki andil besar dalam mempromosikan wisata daerah masing-masing.
Di Banten, peran generasi milenial juga terlihat signifikan. Hal ini dibuktikan banyak bermunculan akun media sosial yang mengangkat spot-sot wisata menarik di Banten. Bahkan, destinasi wisata berbasis masyarakat di Banten, terangkat berkat unggahan akun yang mengeksplor keindahan Banten ini, mulai dari wisata, kuliner, hingga budayanya.
Sementara itu, sebagai leading sektor pariwisata di Banten, Dinas Pariwisata di Banten menyadari betul peran milenial dalam mempromosikan wisata Banten, Dispar Banten secara intens melibatkan Generasi Pesona Indonesia (GenPI) Banten dalam kegiatan peningkatan kapasitas SDM kepariwisataan.
GenPI dinilai memiliki kontribusi aktif dalam mempromosikan pariwisata “go digital” melalui media sosial seperti blog, facebook, twitter, instagram, dan lainnya. Dalam berbagai event pariwisata dan budaya di Banten, pasukan GenPI dengan sigap memainkan ‘jemarinya’ mempromosikan event pariwisata Banten agar menjadi tranding dan mengajak pengguna media sosial lainnya untuk datang.
Peran GenPI sebagai generasi milenial saat ini memiliki pengaruh besar terhadap promosi destinasi wisata khususnya di Banten baik melalui postingan destinasi wisata di media sosial maupun menciptakan atraksi wisata digital seperti pasar Kampong Bekelir di Kota Tangerang dan Pasar Kaulinan Menes di Pandeglang. Pasar Kaulinan Menes dan Kampong Bekelir merupakan pasar digital yang dikelola generasi Pesona Indonesia (Genpi) dibawah binaan Dinas Pariwisata Provinsi Banten.
Selain Genpi, Pramuka dari berbagai satuan karya juga memiliki andil besar dalam membantu pengembangan pariwisata di Provinsi Banten. Kwartir Daerah (Kwarda) Banten dengan sukarela menjadi agen dalam menyampaikan potensi pariwisata yang ada di Provinsi Banten. Berbagai Satuan Karya termasuk Satuan Karya (Saka) Pariwisata yang turut berkontribusi dalam mempromosikan pariwisata di Banten. Dalam Saka Pariwisata ada tiga krida yakni Krida Penyuluh Pariwisata, Krida Pemanduan Wisata, dan Krida Kuliner Wisata. Bahkan, sejak 2016 lalu, Kementerian Parawisata (Kemenpar) RI dan Kwarnas Gerakan Pramuka berkomitmen untuk mempromosikan wisata Indonesia melalui media sosial.
Strategi Pemasaran Pariwisata Banten
Dalam strategi pemasaran pariwisata tersebut, sedianya ada empat aspek yang perlu diperkuat, yakni produk wisata, branding, sistem informasi, dan kerjasama kelembagaan. Upaya peningkatan jumlah kunjungan wisatawan melalui pemantapan strategi pemasaran pariwisata yang well organized, tertuang dalam bentuk proyek perubahan strategi pemasaran pariwisata banten melalui pendekatan produk wisata yang berdaya saing.
Konsep strategi pemasaran melalui pendekatan produk wisata yang berdaya saing dimulai mengidentifikasi dan menetapkan produk wisata unggulan (destinasi dan event) yang memiliiki daya saing, menyusun konsep citra daerah melalui branding destinasi/atraksi pariwisata sebagai produk wisata yang berdaya saing, pemanfaatan teknologi informasi melalui pengembangan Sistem Informasi Manajemen Pariwisata Daerah Provinsi Banten berbasis digital, dan kerjasama dengan stakeholders melalui berbagai tindakan kemitraan sebagai bentuk penguatan jejaring kelembagaan pariwisata.
Dengan tersedianya data clusterisasi destinasi dan event yang unggul dan berdaya saing, artinya akan memudahkan pengembangan destinasi yang berkelanjutan dan branding pemasaran pariwisata yang marketable memudahkan dalam melakukan pengembangan promosi pariwisata. Outcame-nya meningkatnya daya saing pemasaran pariwisata Banten (superior market) serta tingginya minat kunjungan wisatawan ke Banten.
Tak hanya itu, guna mendukung promosi dan pemasaran pariwisata di Banten serta merespon tantangan di era 4.0 yang hampir semua aspek harus berbasis digital, Dinas Pariwisata Provinsi Banten juga melakukan pengembangan sistem informasi pariwisata berbasis digital melalui aplikasi ‘Exciting Banten.id’. Aplikasi ini untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi pariwisata Banten. Melalui aplikasi ini, para pelaku usaha pariwisata bisa melakukan input data pariwisata secara mandiri untuk pemasaran dan promosi. Aplikasi ini menggunakan nama exciting Banten lantaran nama ini sudah mengakar dan sangat kuat di masyarakat. (*)
*Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Banten dan Mahasiswa Pascasarjana STP Trisakti Batch 22